Nusantara Net 40M Band by YC0OST

http://littlehamshack.wordpress.com/2011/07/31/nusantara-net-40m-band/

Nusantara Net 40M Band by YC0OST



Nusantara Net yang dimaksud disini adalah kegiatan Net ORARI yang dilakukan pada frekuensi amateur radio band 7.055 (HF 40M Band/7 Mhz) setiap harinya, yang biasanya dimulai pukul 17.00 – 21.00 WIB (10.00 – 14.00 UTC) *bahkan bisa lama* kalau pesertanya lebih banyak. Maksud dari diadakannya Nusantara Net ini lebih kurang sama dengan Net-net yang lain seperti Borneo Net, Sulawesi Net atau Riau Morning Net, juga Jawa Timur Net. Setiap peserta net akan dipanggil sesuai Call Area ..by number dari call area 9 dari ujung timur Indonesia (dengan alasan disana sudah lebih dulu tenggelam matahari karena selisih waktu dua jam lebih awal).
Ikatan silaturahmi dan media informasi yang tetap bisa terjalin diantara para anggota amatir radio yang tergabung dalam ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia), salah-satunya dilakukan saat Nusantara Net ini dilakukan. Kita bisa mendengarkan rekan-rekan kita sesama amatir radio yang bergabung dan berpartisipasi di Net, tentunya dengan kabar baik dan senang mendengarkan modulasi suara mereka yang terdengar sehat serta bisa mengikuti Net pada saat itu.
Setiap stasiun amatir radio yang aktif dan biasa bekerja di band HF, khususnya 40M band selalu menunggu kesempatan untuk bisa mengikuti Nusantara net pada saat itu. Setiap harinya tidak pernah absen, memanggil net operator yang bertugas dengan menyebut callsign (tetapi sebagian besar hanya menyebut suffix-nya saja) dan menunggu dipanggil kembali bagaikan menunggu sang kekasih hati datang menyapa kita.
Ratusan stasiun amatir dari seluruh call area (Indonesia terbagi dalam Call Area 0 hingga 9), satu persatu dipanggil berdasarkan call area-nya. Tentunya para operator net, stasiun pengendali Nusantara Net yang bertugas merupakan rekan amatir radio yang sudah paham benar dengan tugasnya, biasanya mereka sudah berpengalaman menjadi Operator Net untuk sekian waktu lama dengan intonasi bahasa dan teknis pemanggilan sesuai ‘operating procedure’ yang baik dan benar.
Setiap stasiun mengikuti ‘pile-up’ atau antrian untuk memanggil operator net pengendali, setelah diberikan kesempatan pada setiap call area. Tak jarang suara gaduh dan berisik tentunya terdengar pada saat ‘pile-up’ tersebut, yang mungkin apabila orang awam yang mendengarkan maka akan persis seperti suara orang berantem atau suara berisik dari jalanan besar yang penuh kendaraan. QRO semacam ini agak disayangkan, karena puluhan stasiun amatir memanggil Net Operator dalam waktu yang bersamaan. Mengapa tidak bisa hanya cukup memanggil sekali saja? Tanpa perlu berebutan dan seperti saling pamer ‘kekuatan daya output’ radio, sehingga sulit didengar oleh petugas Net Operator bahkan bisa menutup pancaran rekan lain yang mungkin kecil karena faktor propagasi.
Mereka para stasiun amatir ini berusaha untuk dapat didengar oleh Operator Net dengan cara menyebutkan isyarat Callsign mereka yang berupa suffix (tiga huruf dibelakang), misalnya callsign saya YC0OST *terbaca Yankee Charlie – Angka Zero – Oscar Sierra Tango* maka saya cukup menyebutkan Oscar Sierra Tango ketika memanggil Operator Pengendali Net saat itu.
Bayangkan bahwa ada puluhan station yang juga menyebutkan isyarat stasiun mereka dengan cara itu, saya sendiri hingga saat ini terkadang kagum dengan kemampuan para operator Net mendengar panggilan dari para partisipan net ini. Namun bila saya mendengar DU Net di 7.090 MHz. jelas sekali bagaimana tertibnya suasana Net yang sedang berlangsung. Ada sempat kekaguman dulu mengikuti Borneo Net ketika awal mula, petugas yang menjadi net operator oleh dirotasi oleh masing daerah di Kalimantan wilayah YB land, V85 dan 9M4/6 dan awal pemanggilan dikhususkan kepada station dari V85, lalu 9M4, 9M6 kemudian baru wilayah YB land call area 7, terakhir pemanggilan umum Nasional.
Mulai tahun 2011, ketika almarhum ayah saya sudah wafat karena sakit atau istilah para amatir radio “Silent Key” (SK), maka saya mulai aktif dan terbiasa dengan kegiatan mengikuti Net ini di 40M band. Kebetulan memang dengan ‘wire antenna’ yang saya pakai saat itu hanya bisa menggunakan radio transceiver pada satu band saja.
Untuk band-band lain yang diperbolehkan sesuai tingkatan callsign saat ini *meskipun saya sudah ujian YC (pada saat itu yang IAR-nya belum keluar)* hanya band 10, 15 & 80M saja yang tidak ada dan harus mempergunakan antena lain seperti antena vertikal. Dikarenakan untuk bisa bekerja di 80M harus memiliki lahan yang lebih luas untuk mampu membentang wire antenna apabila ingin ‘full size’…
Namun saya sendiri saat ini sudah cukup puas dengan kemampuan stasiun di rumah yang sudah bisa bekerja di HF (High Frequency) low band, dimana ketika saya memulai kegiatan ini di tahun 2009 yang lalu hanya bekerja di satu frekuensi saja, itupun masih sebatas di mobile station. Station di rumah jarang dipergunakan. Namun sekarang alhamdulilah saya sudah merasakan alokasi bands yang diperuntukan untuk sesuai callsign saya.
Nusantara Net…seperti halnya Borneo Net atau Sulawesi Net memang wadah perekat persaudaraan antar sesama amatir radio di Indonesia bahkan di kawasan regional, namun alangkah lebih baiknya bisa lebih tertib dan penggunaan band sesuai alokasinya. Jagalah nama baik amatir radio Indonesia, karena terkadang cemoohan dan sindiran sinis kepada kami yang sering DX-ing dan memiliki rekan DXer yang kerap menanyakan QRO yang berlebihan oleh AR yang ber-callsign atau tidak di band. Juga alokasi mode CW dan DX window yang dipakai ragchewing. Semoga lebih bermanfaat dan banyak diikuti oleh rekan-rekan amatir radio yang baru bergabung atau masih baru mencicipi “HF Band”. Amin.
(Tulisan ini dibuat tahun 2011 ketika penulis baru mengikuti UNAR tingkat penggalang.)