obrolan AntennaManIa 1111
W5DXP Multiband Antenna
80/40m (dan band-band lain) dengan Tuned feeders, dan NYARIS tidak perlu ATU. No antenna pruning required. My transmission line really does tune my antenna system [Cecil W5DXP]
YBØKO Bam
Buat rata-rata amatir radio negeri ini, antena HF per- tama yang kebayang mau dinaikin tentunya yang bisa dipakai untuk main di 80m. Baru kemudian akan ter- pikir band lain, misalnya 40 (dan 15) m.
Merunuti pola pikir dan sikon seperti itu, sepanjang tulisan ini sebutan antena Multiband akan mengacu ke rancangan yang bekerja di low-band HF (terutama di 80 dan 40m) dan dibuat dari kawat/kabel (wire anten- nas), walaupun kalau tidak disebut secara khusus, hampir semua antena Multiband HF memang bisa di- pakai untuk bekerja dari 80 s/d 10m.
The Classic Design
Di semua literatur tentang antena buat amatir, yang pertama disebut-sebut sebagai Multiband Antenna adalah the classic 135 ft Doublet.
Era kabel coax.
Dengan memasyarakat dan terbelinya kabel coax, pe- lan tapi pasti kepopuleran berjenis open wire balanced line sebagai saltran mulai tergeser, apalagi kemudian tercapai kesepakatan di lingkungan industri untuk membakukan terminal input dan output pada perang- kat radio (pemancar maupun penerima beserta akses- orisnya) dengan bakuan 50 ohm unbalanced yang ber- laku dimana-mana – – sampai sekarang.
1. menggunakan Balun dengan ratio [n] : 50, dimana [n] adalah feedpoint impedance dari antena.
2. Menggunakan rangkaian fixed impedance trans- former (seperti pada antena folded dan three-wire dipole)
3. Menggunakan ATU (Antenna Tuning Unit) yang dilengkapi fitur keluaran balance.
4. Tetap menggunakan balanced open wire sebagai saltran, tapi saltran tersebut ditala [= tuned feeder] untuk resonan dengan frekuensi kerja antena.
Pilihan ke 4 itulah yang diikuti Cecil A. Moore W5DXP dengan rancangan Multiband antenna yang diwedar di halaman berikut …
Di majalah WorldRadio edisi Maret 2007 Cecil W5DXP ngawedar tentang rancangan yang disebutnya The Half – Extended Double Zepp (HEDZ) Antenna: A dual bander for 80/40m.
Catatan: ,Antena Zepp = end-fed 1/2λ antenna; Dou- ble Zepp (DZ) = 1λ center-fed dipole (= 2x Zepp); Extended Zepp (EZ) = end-fed 5/8λ antenna; Ex- tended Double Zepp (EDZ) = 5/4λ center-fed dipole (= 2x EZ); jadi Half EDZ adalah = CENTER-FED EZ, yang diumpan lewat tuned balanced feeder line, BUKAN coax. Di samping murni berfungsi sebagai saltran, balanced feeder ini juga berfungsi sebagai penyelaras impedansi dari impedansi tinggi di feed- point ke 50 ohm di sisi TX.
Cecil mengambil 7.150 MHz sebagai design frequency untuk HEDZ-nya, sehingga terpulang kepada rekans yang berminat mencontek untuk melakukan adjust- ment seperlunya kalau menghendaki design frequency lain. Cara yang lebih mudah adalah mengikuti ukuran- ukuran yang diberikan Cecil kemudian di-optimize de- ngan bantuan pogram Antenna Simulator/Modelling seperti MANNA, EZNEC dsb. untuk mendapatkan ukuran yang paling pas dengan sikon setempat.
Kompromi membawa “nikmat”
Di 7.150 MHz, sebuah Double Zepp dengan sayap- sayap sepanjang 130 ft/39.62 mtr dengan 450 ohm ladder-line sepanjang 92 ft/28 mtr akan membuahkan Gain sebesar 1.5 dBd, tetapi di 80m frekuensi reso- nannya jatuh di 4.065 MHz (terlalu tinggi dan di luar band)
Tuning & Adjustment
Yang paling awal harus diingat (dan dikerjakan) adalah menyelakan (inserting) sebuah Choke Balun 1:1 pada titik sambung ujung bawah ladder line dengan RG-58 coax yang ke TX.
Untuk menaikkan frekuensi lakukan langkah seba- liknya: perpendek ukuran elemen dan perpanjang ukuran ladder line. [Pada simulasi dengan EZNEC di W5DXP didapati
“kombinasi “ seperti berikut:
L dipole L feeder 40m 80m
135 ft/41 mtr 92 ft/28 mtr 7.150 3.990
145 ft/44 mtr 90 ft/27 mtr 7.150 3.850
155 ft /47 mtr 88 ft /26+mtr 7.150 3.740
165 ft /50 mtr 86 ft /26 mtr 7.150 3.660
Trend-nya jelas: adjustment 10 ft pada ukuran dipole akan menggeser frekuensi sebesar 100 KHz di 80m, dengan TETAP mempertahankan frekuensi dasar yang 7.150 MHz di 40m.]
73, [Ed.]